TIPOLOGI BANGUNAN THEATER "THEATRE DE STOEP"

Posted by Alviansyah Yudhistiro on Jumat, Januari 27, 2017

 A.        PENGERTIAN SENI TEATER
Dalam sejarahnya, kata “Teater”  berasal dari bahasa Inggris theater  atau  theatre,  bahasa Perancis  théâtre  dan dari bahasa Yunani theatron (θέατρον). Secara etimologis, kata “teater” dapat diartikan sebagai tempat atau gedung pertunjukan. Sedangkan secara istilah kata teater diartikan sebagai segala hal yang dipertunjukkan di atas pentas  untuk konsumsi penikmat.
Selain itu, istilah teater dapat diartikan dengan dua cara yaitu dalam arti sempit dan dalam arti luas. Teater  dalam  arti sempit dideskripsikan  sebagai sebuah drama  (perjalanan hidup seseorang  yang dipertunjukkan  di  atas  pentas,  disaksikan  banyak orang  dan  berdasarkan atas  naskah  yang tertulis). Sedangkan dalam arti luas, teater adalah segala adegan peran yang dipertunjukkan di depan orang  banyak, seperti ketoprak, ludruk, wayang, sintren, janger, mamanda, dagelan, sulap, akrobat, dan lain sebagainya.
Dalam perkembangannya, istilah teater selalu dikaitkan dengan kata drama. Hubungan kata “teater” dan “drama” bersandingan sedemikian erat yang pada prinsipnya keduanya merupakan istilah yang berbeda. Drama merupakan istilah yang berasal dari bahasa Yunani Kuno “draomai” yang berarti bertindak atau berbuat dan dalam bahasa Perancis “drame” menjelaskan tingkah laku kehidupan kelas menengah.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa istilah “teater” berkaitan langsung dengan pertunjukan, sedangkan “drama” berkaitan dengan peran atau naskah cerita yang akan dipentaskan. Jadi, teater adalah visualisasi dari drama atau drama yang dipentaskan di atas panggung dan disaksikan oleh penonton. Dengan kata lain drama merupakan bagian atau salah satu unsur dari teater.

B.        FUNGSI SENI TEATER
Peranan seni teater  telah mengalami  pergeseran seiring dengan berkembangnya teknologi. Seni teater tidak hanya dijadikan sebagai sarana upacara maupun hiburan, namun juga sebagai sarana pendidikan. Sebagai  seni,  teater  tidak hanya menjadi konsumsi masyarakat sebagai hiburan semata, namun juga berperan dalam nilai afektif masyarakat. Adapun beberapa fungsi seni teater, diantaranya meliputi:
1.     Teater sebagai Sarana Upacara
Pada awal munculnya, teater hadir sebagai sarana upacara persembahan kepada dewa Dyonesos dan upacara pesta untuk dewa Apollo. Teater  yang berfungsi  untuk  kepentingan  upacara  tidak  membutuhkan  penonton karena penontonnya adalah bagian dari peserta upacara itu sendiri.
Di Indonesia seni teater yang dijadikan sebagai sarana upacara dikenal dengan istilah teater  tradisional.
2.     Teater sebagai Media Ekspresi
Teater merupakan salah satu bentuk seni dengan fokus utama pada laku dan dialog. Berbeda dengan seni musik yang mengedepankan aspek suara dan seni tari yang menekankan pada keselarasan gerak dan irama. Dalam praktiknya, Seniman teater akan mengekspresikan seninya dalam bentuk gerakan tubuh dan ucapan-ucapan.
3.     Teater sebagai Media Hiburan
Dalam perannya sebagai sarana hiburan, sebelum pementasannya sebuah teater itu harus dengan persiapkan dengan usaha yang maksimal.  Sehingga harapannya penonton akan terhibur  dengan pertunjukan yang digelar.
4.     Teater sebagai Media Pendidikan
Teater adalah seni kolektif, dalam artian teater tidak dikerjakan secara individual. Melainkan untuk mewujudkannya diperlukan kerja tim yang harmonis. Jika suatu teater dipentaskan  diharapkan pesan-pesan yang ingin diutarakan penulis dan pemain tersampaikan kepada penonton. Melalui pertunjukan biasanya manusia akan lebih mudah mengerti nilai baik buruk kehidupan dibandingkan hanya membaca lewat sebuah cerita.

C.         UNSUR – UNSUR SENI TEATER
Unsur-unsur yang terdapat dalam seni teater dibedakan menjadi dua, antara lain:
1.     Unsur Internal
Unsur internal merupakan unsur yang menyangkut tentang bagaimana keberlangsungan pementasan suatu  teater. Tanpa unsur internal internal tidak akan ada suatu pementasan teater. Oleh karena itu, unsur internal dikatakan sebagai jantungnya sebuah pementasan teater. Unsur internal, meliputi:
a.     Naskah atau Skenario
Naskah atau Skenario berisi kisah dengan nama tokoh dan dialog nantinya akan dipentaskan. Naskah menjadi salah satu penunjang yang menyatukan berbagai macam unsur yang ada yaitu pentas, pemain, kostum dan sutradara.
b.     Pemain
Pemain  merupakan salah satu unsur yang paling penting dalam sebuah pertunjukan teater. Pemain berperan dalam menghasilkan beberapa unsur lain, seperti unsur suara dan gerak. Ada  tiga  jenis  pemain, yaitu peran utama (protagonis/antagonis), peran pembantu dan peran tambahan atau figuran. Dalam film atau sinetron, pemain biasanya disebut Aktris untuk perempuan, dan Aktor untuk laki-laki.
c.     Sutradara
Sutradara merupakan salah satu unsur yang paling sentral, karena sutradara adalah orang yang memimpin dan mengatur sebuah teknik pembuatan atau pementasan teater. Sutradara menjadi otak dari jalannya suatu cerita, misalnya mengarahkan para aktor, membedah naskah, menciptakan ide-ide tentang pentas yang akan digunakan dan lain-lain.
d.     Pentas
Pentas adalah salah satu unsur yang mampu menghadirkan nilai estetika dari sebuah pertunjukan. Selain itu, pentas menjadi  unsur penunjang pertunjukkan yang di dalamnya terdapat properti, tata lampu, dan beberapa dekorasi lain yang berkenaan dengan pentas.
e.     Properti
Properti  merupakan sebuah perlengkapan yang diperlukan dalam pementasan teater, seperti kursi, meja, robot, hiasan ruang, dekorasi, dan lain sebagainya.
f.      Penataan
Seluruh pekerja yang terkait dengan pementasan teater, antara lain:
·       Tata Rias  adalah cara mendandani pemain dalam memerankan tokoh teater agar lebih sesuai dengan karakter yang akan diperankan;
·       Tata  Busana  adalah  pengaturan  pakaian  pemain  agar  mendukung  keadaan  yang menghendaki. Contohnya pakaian yang dikenakan anak sekolahan tentu akan berbeda denga pakaian harian yang dikenakan pembantu rumah tangga;
·       Tata Lampu adalah pencahayaan dipanggung;
·       Tata Suara adalah pengaturan pengeras suara.

2.     Unsur Eksternal
Unsur eksternal adalah unsur yang mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan hal-hal yang dibutuhkan dalam sebuah pementasan. Unsur eksternal diantaranya, yaitu


a.     Staf Produksi
Staf produksi adalah sekelompok tim atau individual yang berkenaan dengan pimpinan produksi sampai semua bagian yang ada di bawahnya. Adapun tugas masing-masing dari mereka adalah sebagai berikut:
·       Produser/ pimpinan produksi
·       Mengurus semua hal tentang produksi;
·       Menetapkan personal (petugas), anggaran biaya, fasilitas, program kerja dan lain sebagainya.

b.     Sutradara/ derektor
·       Pembawa sekaligus pengarah jalannya naskah;
·       Koordinator semua pelaksanaan yang menyangkut pementasan;
·       Mencari dan menyiapkan aktor;
·       Menyiapkan make up dan juga men-setting segala sesuatu yang dipegang oleh bagian desainer beserta kru.
c.     Stage manager
·       Pemimpin dan penanggung jawab panggung;
·       Membantu sutradara.
d.     Desainer
Menyiapkan semua aspek visual yang menyangkut setting tempat atau suasana, properti atau perlengkapan pementasan, kostum, tata lampu dan pencahayaan, serta perlengkapan lain (seperti: audio).
e.     Crew
Crew merupakan pemegang divisi dari setiap sub yang dipegang bagian desainer, diantaranya:
·       Bagian pentas/tempat;
·       Bagian tata lampu (lighting);
·       Bagian perlengkapan dan tata musik;

D.        D. JENIS JENIS SENI TEATER
1.     Teater Boneka
Pertunjukan boneka telah dilakukan sejak Zaman Kuno. Sisa  peninggalannya ditemukan di makam-makam India Kuno, Mesir, dan Yunani. Boneka sering dipakai untuk menceritakan legenda atau kisah-kisah yang bersifat religius (keagamaan). Berbagai jenis boneka dimainkan dengan cara yang berbeda. Boneka tangan dipakai di tangan sementara boneka tongkat  digerakkan dengan tongkat yang dipegang dari bawah. Marionette atau boneka tali, digerakkan dengan cara menggerakkan kayu silang tempat tali boneka diikatkan.
Selain itu, contoh teater boneka yang cukup populer ialah pertujukan wayang kulit. Dalam pertunjukan wayang kulit, wayang dimainkan di belakang layar tipis dan sinar lampu menciptakan bayangan wayang di layar. Penonton wanita duduk di depan layar, menonton bayangan tersebut. Penonton pria duduk di belakang layar dan menonton wayang secara langsung.
Beralih ke luar negeri, pertujukan Boneka Bunraku dari Jepang mampu melakukan banyak sekali gerakan sehingga diperlukan tiga dalang untuk menggerakkannya. Dalang berpakaian hitam dan duduk persis di depan penonton. Dalang utama mengendalikan kepala dan lengan kanan. Para pencerita bernyanyi dan melantunkan kisahnya.
2.     Drama Musikal
Drama musikal merupakan pertunjukan teater yang menggabungkan seni tari, musik, dan seni peran. Drama musikal lebih mengedepankan tiga unsur tersebut dibandingkan dialog para pemainnya. Kualitas pemainnya tidak hanya dinilai pada penghayatan karakter melalui untaian kalimat yang diucapkan tetapi juga melalui keharmonisan lagu dan gerak tari. Disebut drama musikal karena dalam pertunjukannya yang menjadi latar belakangnya merupakan kombinasi antara gerak tari, alunan musik, dan tata pentas. Drama musikal yang cukup tersohor ialah kabaret dan opera. Perbedaan keduanya terletak pada jenis musik yang digunakan. Dalam opera, dialog para tokoh dinyanyikan dengan iringan musik orkestra dan lagu yang dinyanyikan disebut seriosa. Sedangkan dalam drama musikal kabaret, jenis musik dan lagu yang dinyanyikan bebas dan biasa saja.
3.     Teater Dramatik
Istilah dramatik digunakan untuk menyebut pertunjukan teater yang berdasarkan pada dramatika lakon yang dipentaskan. Dalam teater dramatik, perubahan karakter secara psikologis sangat diperhatikan. Situasi cerita dan latar belakang kejadian dibuat sedetil mungkin. Rangkaian cerita dalam teater dramatik mengikuti alur plot dengan ketat. Fokus pertujukan teater dramatik ialah menarik minat dan rasa penonton terhadap situasi cerita yang disajikan. Dalam teater dramatik, laku aksi pemain sangat ditonjolkan. Satu peristiwa berkaitan dengan peristiwa lain hingga membentuk keseluruhan cerita. Karakter yang disajikan di atas pentas adalah karakter tanpa improvisatoris. Teater dramatik mencoba mementaskan cerita seperti halnya realita.
4.     Teatrikalisasi Puisi
Teatrikalisasi puisi merupakan pertunjukan teater yang dibuat berdasarkan karya sastra puisi. Karya puisi yang biasanya hanya dibacakan, dalam teatrikal puisi dicoba untuk diperankan di atas pentas. Karena bahan dasarnya adalah puisi maka teatrikalisasi puisi lebih mengedepankan estetika puitik di atas pentas. Gaya akting para pemain biasanya bersifat teatrikal. Tata panggung dan blocking dirancang sedemikian rupa untuk menegaskan makna puisi yang dimaksud.
Teatrikalisasi puisi memberikan kesempatan bagi seniman untuk mengekspresikan kreativitasnya dalam menerjemahkan makna puisi ke dalam tampilan lakon dan tata artistik di atas pentas.
5.     Teater Gerak
Teater gerak merupakan pertunjukan teater dengan unsur utamanya adalah gerak dan ekspresi wajah pemainnya. Dalam pementasannya, penggunaan dialog sangat minimal atau bahkan dihilangkan seperti dalam pertunjukan pantomim klasik. Seiring perkembangannya, pemain teater dapat bebas bergerak mengikuti suasana hati (untuk karakter tertentu) bahkan lepas dari karakter tokoh dasarnya untuk menarik minat penikmat. Dari kebebasan ekspresi gerak inilah gagasan mementaskan pertunjukan dengan berbasis gerak secara mandiri muncul.
Teater gerak yang paling populer dan bertahan sampai saat ini  adalah pantomim. Sebagai sebuah pertunjukan yang sunyi karena tidak menggunakan suara, pantomim mencoba mengungkapkan ekspresinya melalui tingkah laku gerak dan mimik para pemainnya. Makna pesan yang hendak direalisasikan dipertunjukkan dalam bentuk gerak.

Theatre de Stoep


Detail Proyek
·           Arsitek                         : UNStudio
·           Tempat                         : Spijkenisse, Belanda
·           Daerah                          : 7.000,0 meter persegi
·           Proyek Tahun             :2014


Dari arsitek. Setelah selesainya terbaru dari Teater Stoep di kota Belanda Spijkenisse , Kotamadya Spijkenisse akan besok merayakan pembukaan resmi tempat budaya baru untuk kota.
Desain UNStudio untuk Teater merespon penyegaran saat budaya kota dengan menggabungkan fungsi pola dasar dari teater - yang menciptakan dunia ilusi dan pesona - dengan persyaratan tertentu dari teater daerah dan diperlukan untuk memenuhi beragam kebutuhan komunitas situs. teater dirancang Oleh karena itu dengan penekanan ganda pada sifat chimeric dari dunia panggung dan aspek-aspek sosial dari pengalaman teater.
Ben van Berkel: "Berbeda dengan budaya mediatised hari ini, teater menawarkan pengalaman partisipatif dari acara live, Sering Tepat dimaksud dengan 'keaktifan': 'ajaib teater hidup,' Dipahami yang aneh, energi sulit dipahami antara penonton dan pemain , masyarakat ditempa bersama-sama dan kolaborasi sesaat diharuskan oleh acara live. "

Teater Stoep dirancang untuk membentengi dan menginspirasi keaktifan ini, memberikan pada satu tim yang sama tempat kinerja arisan dan mengalami kontras realitas: dunia yang lain, fabrikasi, ekspresi dan tampilan, tetapi secara simultan pengalaman hidup yang sangat nyata dari diri kita sendiri penonton dalam dunia ini.

Dalam desain 5.800 m2 bangunan yang lebih besar dan ruang teater kecil (dengan auditorium utama tempat duduk hingga 650 tamu dan ruang yang lebih kecil menampung 200) Beberapa foyers saling terkait, sebuah kafe besar dan restoran, seorang seniman kopi, VIP ruang duduk, Banyak kamar ganti, multifungsi kamar dan kantor semua bersama-sama expresso dalam satu volume. Penempatan berbagai volume internal yang menghasilkan bangunan dalam bentuk bunga, dengan besar, kolom-bebas foyer tengah membentuk jantung struktur.


FOYER VERTIKAL
Ben van Berkel: "The foyer vertikal passe titik penting dalam Fungsi Sosial teater, para 'panggung' bagi para pengunjung dan titik fokus yang dinamis dikelilingi oleh sudut pandang pada tingkat yang berbeda."
Selanjutnya, foyer berfungsi untuk Berorganisasi wayfinding dan menghubungkan dari Program yang berbeda dalam gedung. Dari lobi utama, sebuah tangga patung membentuk elemen yang mengikat terhadap pintu masuk ke audit, sedangkan pegangan dari tangga mulus cetakan itu sendiri ke permukaan fungsional dan elemen furnitur.
  


AUDIT DAN AKUSTIK
Teater Stoep host berbagai macam jenis kinerja, termasuk drama, opera, cabaret, musikal, konser, pemuda teater dan pertunjukan tari. The seperti, fleksibilitas dalam sifat akustik dari ruang teater adalah yang terpenting. Pesatnya perkembangan terbaru dari perangkat lunak yang digunakan untuk mengontrol akustik memungkinkan untuk insinyur dan mengoptimalkan kualitas suara dalam audit. Dengan demikian unsur-unsur langit-langit bisa diturunkan dan miring untuk menyesuaikan tingkat volume Bila diperlukan, sedangkan panel dinding akustik mencerminkan dan Meningkatkan kualitas suara untuk setiap kursi di auditorium.
  

CAHAYA DAN WARNA
Cahaya dan warna memainkan peran penting dalam pengalaman teater, tidak hanya dalam audit dan untuk produksi, tetapi juga untuk menetapkan adegan, suasana dan mood dalam foyers publik. Siang hari kaca bagian bawah fasad Memungkinkan penetrasi siang hari langsung dari KEDUA depan teater dan dari atas, melemparkan daylight jauh ke lobi dan di atas tangga menuju ke audit. Di malam hari suasana hangat dan mengundang dibuat melalui penggunaan KEDUA warna dan pencahayaan buatan.
Di atas tingkat sayu lebih rendah dari fasad, bagian atas compreende dua lapisan aluminium, Glimpses dari berwarna ungu melingkar kembali lapisan dapat dilihat melalui perforasi di panel putih luar, dengan lampu LED dipasang antara dua lapisan fasad untuk menerangi gedung di malam hari. 

INTEGRASI DAN ATTAINABILITY
Unik untuk lokasi hubungannya dengan air dan pemandangan ke kincir angin di dekatnya, 'Nooitgedacht'. Volume bangunan dibulatkan jadi Memastikan gangguan aliran angin kecil ke pabrik ini di dekatnya. 
Meskipun tuntutan teater daerah banyak dan beragam, cara harus ditemukan untuk menyeimbangkan ambisi dengan desain keterjangkauan. Salah satu cara dengan mana hal itu mungkin untuk menghemat biaya yang signifikan pada konstruksi adalah melalui penggunaan Desain Informasi Modelling (DIM): pengetahuan terintegrasi kinerja metodologi desain didorong dipekerjakan Selama fase desain yang memberikan kesempatan unik untuk menguji dan untuk model ruang dengan cepat dan secara terpadu. 

 STRUKTUR
Pada tahap awal dari proyek UNStudio bekerja dengan Arup pada deteksi Clash untuk Pastikan Itu Semua rincian tiga dimensi di mana Diakui dan diteliti pada pengulangan dan buildability.
Model BIM akhir dikembangkan dari model DIM oleh IOB dalam kerjasama erat dengan kontraktor untuk Pastikan pengurangan penting dari biaya penyesuaian dan kontrol mikro dari biaya rinci. Klien, Kota Spijkenisse , memainkan peran penting dan penting dalam DIM / proses desain BIM penuh Meminta dan model BIM penuh akan digunakan untuk pemeliharaan dan pengelolaan teater di masa depan.


  
REFRENSI


Nama Anda
New Johny WussUpdated: Jumat, Januari 27, 2017

0 komentar:

Posting Komentar