BAB
III
KRITIK
MONAS
A. TUGU MONAS
Monumen
Nasional atau yang populer disingkat dengan Monas atau Tugu
Monas adalah monumen peringatan setinggi 132 meter (433 kaki)
yang didirikan untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia untuk merebut kemerdekaan dari
pemerintahan kolonial Hindia
Belanda. Pembangunan monumen ini dimulai pada tanggal 17 Agustus 1961 di bawah perintah presiden Sukarno, dan dibuka untuk umum pada tanggal 12 Juli 1975. Tugu ini dimahkotai lidah api yang dilapisi lembaran emas yang melambangkan semangat perjuangan yang
menyala-nyala. Monumen Nasional terletak tepat di tengah Lapangan Medan Merdeka, Jakarta Pusat.
B. INFORMASI
UMUM
-
Lokasi : Jakarta, Indonesia
-
Alamat : Lapangan Merdeka
-
Mulai dibangun :
17 Agustus 1961
-
Selesai : 12 Juli 1975
-
Diresmikan : 12 Juli
1975
-
Tinggi :
132 meter
-
Arsitek :
Frederich Silaban, R.M. Soedarsono
-
Kontraktor utama : P.N. Adhi Karya
C.
METODE DEPIKTIF
Presiden
Soekarno pada saat itu ingin memulai pembangunan monumen nasional. Ir. Soekarno
ingin menyetarakan tinggi Monas tersebut dengan Menara Eiffel di Perancis.
Kemudian lokasi pembangunan Monas berada di depan Istana Merdeka.
Pembangungan
Monas sendiri memiliki makna penting yakni untuk mengenang kemudian
melestarikan perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan hingga bisa
bebas dari penjajah pada tahun 1946. Diharapkan Monumen Nasional bisa memberi
makna hingga menginspirasi kepada generasi penerus bangsa.
Awal
pembangunan Monas ini diawali dengan adanya sayembara perencanaan monumen yang
digelar pada tahun 1955. Contoh replika dari Monas sendiri ada 51 karya akan
tetapi hanya ada satu yang dipilih. Hasil karya desain Monas yang dibuat
Frederich Silaban berhasil terpilih karena memenuhi kriteria dari sayembara
tersebut dimana memperlihatkan lambat bangsa Indonesia dari segi karakter
hingga mampu bertahan dalam jangka lama.
Namun,
dalam perjalanannya Presiden Soekarno masih kurang menyetujui desain dari
Frederich Silaban, sehingga dibentuklah lingga dan yoni oleh Sukarno. Hasil
akhir desain Monas telah rampung diselesaikan Frederich, namun sayang dana yang
dibutuhkan dalam proses pembuatan terbilang tinggi. Pada saat itu ekonomi
Indonesia masih belum membaik sehingga Presiden Sukarno meminta bantuan dari
seorang arsitek bernama R.M Soedarsono untuk merampungkan desain Monas.
Soedarsono
telah memberi konsep baru pada Monumen Nasional dimana menyematkan angka 17,8
dan 45 yang mana memperlihatkan sebuah momen kemerdekaan Indonesia yakni 17
Agustus 1945. Kemudian proses pembangunan Monas berada di atas lahan seluas 80
hektar kemudian dimulailah pembangunannya pada 17 Agustus 1961.
Dari
bentuk utuh Monas terdapat beberapa bagian penting mulai dari lidah api,
pelataran puncak, pelataran bawah, hingga Museum Sejarah Perjuangan Nasional.
Menariknya seluruh bangunan Monas setinggi 132 meter tersebut telah dilapisi
oleh marmer sehingga memberi ketahanan tinggi.
a.
Lidah Api
Pada Monumen Nasional terdapat bagian lidah api dimana terbuat
dari bahan perunggu dengan tinggi 17 meter berdiameter 6 meter ditambah beratnya
mencapai 14,5 ton. Tidak hanya itu, dari lidah api ini juga mendapat lapisan
emas seberat 45kg yang terdiri dari 77 bagian kemudian disatukan.
b.
Pelataran
Puncak
Pelataran puncak memiliki luas mencapai 11x11meter kemudian dari
akses menuju pelataran puncak tersedia lift hingga tangga darurat. Pengujung
bisa melihat suasana kota Jakarta dari pelataran puncak
c.
Pelataran
Bawah
Monumen Nasional di bawahnya juga terdapat pelataran dengan luas
mencapai 45×45 meter. Jarak antara tinggi Monas hingga pelataran bawah mencapai
17 meter, dan pengunjung bisa melihat Taman Monas yang menjadi salah satu hutan
kota di Jakarta.
d.
Museum
Sejarah Perjuangan Nasional
Museum Sejarah Perjuangan Nasional berupa Museum Nasional dengan
tinggi ruangan mencapai 8 meter. Luas museum bisa mencapai 80x80meter kemudian
di sisi museum juga terdapat 12 diorama dengan berbagai macam tampilan sejarah
Indonesia dari zaman kerajaan hingga tampilan momen G30S PKI.
REFRENSI
0 komentar:
Posting Komentar